Tempat suci itu..
Sebelum berada ditempat ini, tak ada rasa yang
berbeda dari sebelumnya. Aku biasa-biasa saja, padahal banyak yang ingin
menginjakkan kaki ditempat itu. Sebelumnya aku memang benar terlihat bodoh jika
mengabaikan hal yang satu ini. Ah, aku
kembali merindu . Sebelumnya aku sangat benar-benar jauh dengan mengerti
apa itu Tuhan, aku benar-benar jauh dari-Nya, terlalu sering meninggalkan
perintah-Nya, padahal aku sadar bahwa pada akhirnya aku akan juga kembali kepada-Nya.
Munafikkah aku ? Tak pernah terpikirkan aku akan bisa sampai ditempat ini,
beruntung atau takdir ? Ada rasa sesak mengapa baru terpikirkan sekarang
tentang hari kematian itu akan benar-benar datang. Saat aku dengan jelas
melihat Kiblat yang selama ini menjadi arah sujudku. Banyak waktu telah aku
sia-siakan saat aku sadar bahwa usiaku telah belasan tahun. Saat aku sadar
bahwa kematian tak menunggu usia tuaku . Islam, Iya, selama ini statusku
seorang Islam, tapi kelakuanku ? Sholatku yang belum terjaga penuh yang lebih
sering aku abaikan hanya karena kesibukan duniaku. Miris bukan ?. Aku hampir selalu lupa bahwa malaikat izrail selalu
mengintaiku disetiap harinya, aku hampir selalu lupa bahwa dunia bukan
segalanya.
Sebelumnya,
aku hampir tak pernah peduli dengan apa itu dosa hingga pada akhirnya aku
melihat jutaan umat muslim disini menangis karena dosanya . Sedangkan aku ?
sholatku belum terjaga, auratku juga belum terjaga sepenuhnya, membangkang
dihadapan orang tuaku juga kerap aku lakukan, dan dulunya aku juga pernah
pacaran hingga akhirnya aku tahu bahwa hal itu dilarang keras dalam agamaku,
Islam . Iya, Jarang aku menangis karena dosa .
Didunia
aku dititipkan 4 malaikat dalam hidupku, yang selalu saja aku abaikan perhatian
mereka. Tak perlu aku sebutkan satu persatu siapa mereka . Yang jelas selalu
ada namaku disetiap doa mereka, aku percaya itu . Begitupun sebaliknya. Dan dari
perantara satu malaikat inilah, Allah membawaku bisa sampai ditempat ini,
cerita Allah memang cantik :’)
Haru,
takjub, gembira, bersalah, berdosa, hina, rendah, semua bercampur satu rasa
dalam hati kecilku. Air mataku menetes seketika, kuusap dengan cepat agar tak
ada yang melihat. Dari jarak yang berbeda jauh, umat Islam berkumpul disini,
mereka adalah saudaraku, saudara sesama muslim tepatnya. Aku ingat bagaimana
wanita menjaga kuat aurat mereka, malu ? Iya, aku sangat malu. Coba saja
Indonesia seperti ini ? :’) tak ada rasa
bergengsi satu sama lain, semuanya sama, sederhana.
Awalnya
aku tak yakin akan bisa menyentuh Kabah, tapi Allah menghendaki, Aku
menyentuhnya . Seolah tak ingin lepas, ah
aku rindu detik-detik itu.
Hijir
Ismail, aku berhasil masuk dalam setengah lingkaran itu menunaikan sholat
sunnah mutlak dua rakaat dan memohon atas segala kelalaianku walaupun aku tahu
bahwa aku tak akan pernah lepas dari kata dosa. Aku sadar betul akan hal itu.
Dan juga doaku tak pernah lepas untuk ke 4 malaikatku.
Beberapa
hari berada dikota suci ini, aku nikmati setiap adzan yang menggema. Masjidil
Haram, Al-Qur’an berada disetiap sudutnya, air zam-zam sangat mudah untuk
kudapatkan. Bahasa yang tercampur ditempat ini yang tak bisa kumengerti. Aku
rindu saat melihat wanita yang bekerja di Masjidil haram itu memperbaiki
kerudung seseorang wanita yang rambutnya hampir terlihat, aku juga rindu saat
berkenalan dengan seseorang yang mengharuskanku berbicara menggunakan bahasa
isyarat, aku juga benar-benar rindu dengan mereka yang menebar senyum dan salam
walaupun tak mengenalku, aku rindu dengan mata cantik polisi wanita yang
menggunakan cadar, iya, sebenarnya aku
sedang merindukan waktu .
Aku
juga tak akan lupa jika sholat wajib telah selesai akan ada sholat jenazah,
sayangnya dulu aku belum tahu bagaimana mensholatkannya, mungkin bahagia ya
jika meninggal ketika berada disana ? entahlah ..
Hingga
pada akhirnya aku belajar mengenal apa itu dosa, aku belajar bahwa kematian tak
akan menungguku untuk taubat, aku belajar untuk taat, aku percaya Allah
bersamaku, disetiap detikku, dan lebih dekat dari urat nadi leherku.
Aku
merindu tempat suci itu .
Makkah Al-Mukarramah :’)
created :
@Nursyahriia
Comments
Post a Comment