Tentang Bercerita
Saya
adalah pribadi yang cukup tertutup untuk masalah dan lebih banyak diam. Saya
tidak punya urusan untuk bercerita perihal masalah hidup yang saya emban pada
seseorang, siapapun itu. Saya tidak membiarkan orang-orang melewati benteng
yang telah lama saya simpan. Lalu, ini bukan disebut bercerita? Saya suka
menulis sayang, bukan bercerita :) kan sama saja, menulis cerita bukan? Entahlah,
terserahmu saja. Lagi-lagi saya
berdiskusi dengan diri sendiri.
Tulisan
yang saya kemas adalah cerita seseorang atau pemikiran yang selalu lalu lalang
yang menjadi penyebab saya tidak bisa terlelap dipukul satu malam. Kadang saya berpikir
bercerita masalah hidup dengan seseorang adalah hal terburuk yang saya
putuskan, saya percaya dengan quote “Mereka
hanya penasaran, bukan peduli.” Percayalah, tidak ada yang benar-benar peduli
dengan masalah yang sedang kamu jalani, karena semua orang punya masalah, dan
tidak punya waktu untuk mengurus masalahmu secara dalam, tapi dengan bercerita
setidaknya ada secuil letupan keluhan yang hilang. Jadi kesimpulannya?
Berceritalah pada seseorang yang kamu percaya, yang tidak akan menyambung
ceritamu pada orang lain tanpa ditambah garam, untuk saya pribadi saya tidak
bisa percaya siapapun kecuali dengan kepala saya sendiri.
Hebatnya,
lebih banyak diam ternyata termanfaatkan dengan baik dengan menjadi pendengar.
Mendengar cerita orang lain yang saya tidak tahu dan saya tidak mengerti bagaimana bisa mereka seberani
itu bercerita dengan seseorang yang baru mereka kenal beberapa tahun, beberapa bulan
atau hanya sekedar bertemu diantrian, lalu bercerita dengan sangat dalam. Menjadi
pendengar tidaklah buruk, banyak hal yang bisa diambil dari cerita hidup orang
lain, sudut pandang yang berbeda, kisah yang berbeda, dan akan ada banyak hal
yang tidak pernah kamu sangka sebelumnya, atau yang lebih menarik dari menjadi
pendengar adalah menemukan solusi dari masalah yang kamu pendam diam-diam. Ada
banyak orang yang butuh bercerita tanpa sanggahan, yang mereka butuh hanya sekedar
didengarkan.
Tentang
bercerita, saya cukup trauma mendengar orang-orang bercerita tentang hidup
orang lain, entah apa urusannya bercerita masalah orang lain dengan pribadi
yang lain pula, kekurangan ujian hidupkah? Atau ini yang disebut mengalihkan
hidup untuk memikirkan pribadi lain yang sama sekali tidak menutupi bahwa
kamu dan saya juga punya hidup yang sama, punya masalah hanya saja dengan
tingkatan yang berbeda. Saya juga tidak mengerti bagaimana sebagian orang begitu
percaya dengan seseorang yang ia anggap sahabat itu untuk tetap diam dan
menjaga rahasianya matang-matang. Hati manusia itu berbolak-balik sayang :)
Cobalah
sesekali untuk mendengar, cermati peristiwa hidup seseorang melalui lisannya dan
pelan-pelan kamu akan menemukan jawaban bahwa tidak semua kisah hidupmu perlu
diceritakan.
Semua
orang mau bercerita, tapi tidak semua orang mau mendengar.
Nur Syahria
Comments
Post a Comment