BERISIK!
Opini yang diungkapkan
berulang kali, cerita yang diada-adakan sendiri, berputar entah berujung ke arah
mana. Akhir tahun dengan semua rasa yang beradu, bahagia dan hampir kecewa
merata sama luasnya, HAHA. Lagi-lagi kamu tidak mengerti ini tentang apa, hanya
ada kepala yang terus bersuara tanpa jeda, tanpa permisi untuk merencanakan
drama apa yang akan ada setelah ini. Semua playlist akhir tahun rasanya
hanya tentang takut dewasa by Idgitaf. Memangnya semenakutkan itu ya? Dan harus
sekecewa itu? Atau semua perasaan itu hanya ada di kepalamu saja wahai
seseorang yang menginjak pertengahan dualima.
Semua pertanyaan kita pada hari ini akhirnya akan terjawab juga, katanya. Entah dijawab oleh siapa dan kapan. Tarikan napas yang panjang pertanda ada sesak dalam kepala yang jika diceritakan juga, semua orang punya struggle yang sama. Jadi untuk apa? Kata hindia. Atas sikap diam seseorang yang katanya sudah terbiasa, saya masih percaya tidak mungkin bisa se “biasa” itu, masih ada rindu yang meminta pertolongan. Hallah ngomong apa sih bun.
Saya menulis
itu tepat pada 24 Desember di hari ulang tahun seseorang, namanya Rahmiati genap ke 25 tahun kalau tidak salah. Bagaimana saya bisa lupa, tradisi kumpul uang
SMA yang tidak akan terlupa. Pada hari ini juga beberapa orang bersyukur bahagia
dan sebagian orang lainnya berusaha bersyukur atas pilihan akhir yang sama
sekali tidak bisa kita kontrol maunya dibawa ke mana. Selamat dan bersabar,
untuk ujian-ujian yang akan datang di masa depan. Sadar penuh bahwa kita masih
di dunia.
Eh, kok jadi
random.
Suara-suara itu
masih menggema, beralih dari topik apa ke topik mana, mengemis minta
dikeluarkan, terlalu riuh di atas sini beradu dengan kisah-kisah lainnya. Bagaimana
bisa ada sebuah daerah di sudut Mesir yang kekurangan Al-Qur’an? Padahal di rumah
kita saja lebih banyak Al-Qurannya dari pada penghuni rumahnya, iya kan?
BERISIK!
Tidak ada yang
sia-sia, semua sikap akan terbalaskan begitu juga dengan kemalasanmu, semua
dihisab sesuai detik jam yang kita sering sepelekan. Saking berisiknya saya
melupakan al-kahfi dan dzikir pagi hari ini, ya walaupun hari-hari biasa juga
masih sering hilang.
Menelan banyak
informasi di Instagram membuat gumoh, untuk apa scrolling hampir dua jam lebih,
melihat hidup orang lain, membandingkan, lalu sisanya hanya cemas sendiri. Tapi
diulang kembali lagi kesesokan hari. Saya tidak tahu tulisan ini akan dipost
atau tidak, berantakan. Rasanya seperti
benang kusut yang minta disulam menjadi baju tidur lucu. See you.
Comments
Post a Comment