satu januari.
Selamat datang 2022, apa yang kamu harapkan? Atau jangan-jangan harapanmu
tahun ini masih sama dengan tahun kemarin. Waktu cepat sekali ya? 365 hari yang
entah terlewat dengan apa. Rebahan, scroll Instagram, atau mungkin tik-tokan?
Waktu yang akan diminta pertanggung jawabannya. Mimpi kita menua tidak direalisasikan,
keriput di ujung cita-cita yang menangis selalu minta dihidupkan. Tapi kita
masih di sini, terkurung dalam kegiatan yang kita keluhkan setiap hari, it’s
not my dream, katanya.
Lalu, di sudut sosial media mereka mewujudkan mimpi, mimpi kita yang
sedang diwujudkan orang lain. Hidup yang tergesa-gesa bingung mau kemana, lalu
seolah-oleh sedang menyalahkan keadaan. Oh iya mereka menyebutnya quarter
life crisis kalau tidak salah.
Hidup dengan perasaan yang diutamakan memang akan menyayat logika,
ditertawakan. Bagaimana bisa kita rebahan padahal punya list yang panjang, mau
jadi orang kaya katanya, tapi tidak sejalan dengan perilakunya.
Mari kita lihat kembali kilas balik 2021, pelajaran apa yang kamu bisa lakukan
dengan hebat di sana selain menjadi bersabar?
Alih-alih menyesal dengan waktu, bagaimana kalau kita belajar menjadi
pribadi yang bertumbuh, menuliskan hal-hal kecil yang kita syukuri setiap hari,
bisa melihat kucing yang lucu misalnya atau melihat orang tua kita hidup sehat.
Oh iya, itu bukan hal kecil ya? Tanpa sadar kita tahu bahwa tidak ada hal kecil
jika kita bisa bersyukur. Jauh dari logika yang kita punya, sungguh kita tidak
bisa menghitung nikmatnya.
Comments
Post a Comment