00.21

 

Menarik batas yang ragu, bagaimana bisa duduk di kursi bus tanpa tahu tempat yang dituju. Suara yang terlalu samar untuk kamu sebut sebuah cerita, seperti mengarang dongeng panjang untuk anak lima tahun agar bisa tertidur sambil tertawa. Sikap yang jelas tanpa konfirmasi yang lugas, saya tidak bisa, tapi tetap memilih bertahan untuk pemandangan jendela yang sama-sama belum pernah kita lihat sebelumnya. Masih di bus yang sama, belum ada pengumuman untuk pemberhentian selanjutnya, tapi suasana di luar jendela semakin tidak familiar, sadar sekaligus takut bahwa kita sedang di luar zona. Lalu dengan sigap bertanya sudah pukul berapa. Sudah terlalu lama tapi belum terlalu jauh. Masih bisa pulang, tapi harus sendirian, nasehat supir yang sama-sama sedang kelelahan.

Sudah jelas saya memilih pulang dan sendirian dari pada yang penting jalan tanpa tahu tujuan. Jangan-jangan tujuannya jurang? Pemandangan indahkan memang selalu berdampingan dengan jurang. Beberapa penumpang bus juga sedang kebingungan, sisanya menikmati tanpa mau peduli. Boleh ke mana saja asal di bus ini, katanya.

Bus berhenti, pertanda akan ada yang akan naik dan dipersilahkan untuk yang ingin turun.

Dua penumpang baru naik dengan sumringah, ekspresi awal yang sama persis dari kita yang hampir menyerah dan ingin sekali muntah, sudah.  Let’s get lost memang hanya seru di awalnya saja sisanya pasti butuh tempat berhenti jua. Saya memilih turun dan kelelahan mencari bus yang lainnya, susah. Ternyata salah, prioritas bukan bus tapi tujuannya.

Kamu masih di bus tanpa destinasi itu, menatap nanar dari jendela. Saya beri kamu opsi, tapi kamu selalu memilih lari dari pembicaraan inti.

dahlah.

Comments

Popular Posts