14/04
Pertemuan pertama
di duaribuduapuluhtiga, hanya sebentar dengan rekapan cerita yang seharusnya
sudah lama sama-sama kita bedah. Kamu tidak menyangka, sedangkan saya kenyang
dengan pertanyaan “ko bisa?”. Mengemban banyak dari cerita hidup orang lain
yang membuat dirimu sendiri ketakutan untuk pulang. Perjalanan panjang sebelas
jam yang tidak akan terasa, dengan isi kepala yang penuh tanda tanya sekaligus
kecewa.
Saya menunggu
waktu ini, mungkin kamu juga. Betapa kita sangat jauh dari kata saling mengenal
untuk saling kenal. Menarik waktu yang panjang untuk dijelaskan satu persatu. Waktunya
tidak akan cukup, tapi kita habiskan sampai alarm tahajudmu berkumandang.
Kita sama sekali
hampir tidak percaya atas cerita di balik pintu rumah orang lain. Seseorang yang
terlihat sempurna ternyata juga punya celah, katamu. Tanpa pertanyaan, kamu
hanya menunggu sampai ceritanya selesai ditujuan. Ceritanya selesai, perasaanmu
yang berantakan. Sama sepertiku, tapi dulu.
Perasaan yang menggebu
untuk mengeluarkan semuanya, kamu hampir tidak siap dengan alurnya. Bingung merespon
dengan cara apa dan berusaha bertahan untuk tidak pecah. Kita sama-sama saling
menukarkan apa saja yang kita punya, sayangnya tidak semuanya adalah milik
kita. Ketakutanmu bertambah, begitu juga dengan penjagaanmu.
Jauh dari banyaknya
hikmah yang bisa kita ambil, perasaan kita penuh atas rasa percaya.
Comments
Post a Comment