Berceritalah.

  Sama seperti biasanya, tulisan ini tidak akan menarik seperti yang kau kira. Hanya seperti asap rokok yang mengepul dari seorang pria yang putus asa. Berhentilah dan pulanglah ke kamarmu yang nyaman memandang langit-langit kamar yang kini usia telah menua. Jentikan jemari disetiap paragraf, seperti magnet yang membuat tulisanku sama sekali tidak terencanakan ini semakin menjadi nyata, semakin dalam saat imajinasi berkoar dalam otakku. Lucunya otak ku setia menangkap cerita dari hidup orang lain, mungkin salah satunya adalah tentangmu. Tentang hidupmu dengan sejuta kejutan, tentang hidupmu yang tidak pernah kau tahu jariku semakin kecanduan untuk bercerita tanpa pendengar. Bermain dengan ribuan kata adalah cara terbaikku melihat dunia dari sisi yang berbeda.
   Bagaimana denganmu? Berceritalah sesukamu selagi aku masih mencntai dunia dongeng. Dunia yang hanya bisa kau rasakan tanpa bisa disentuh, seperti rindu.
   Dari sejuta kisah yang tersirat, aroma tanah basah menjadi hobiku selagi kamu masih setia bercerita, dan kau mau tahu sesuatu? Aku lebih banyak diam mendengarkan dan bercerita melalui tulisan.
Berceritalah, dan aku setia mendengarkan, karena ceritamu adalah tulisanku.

Nur Syahria.

Comments

Popular Posts